Sabtu, 23 Januari 2010

Dinding bata untuk rumah tinggal

Dinding untuk rumah dibuat sebagai pembatas antara ruang luar dan ruang dalam, sehingga menjadi pelindung dari gangguan cuaca, serta lingkungan sekitar. Fungsinya juga sebagai sekat antar ruang sehingga jelas area masing-masing ruangan, misalnya ruang tamu dipisahkan dengan kamar tidur, dapur dipisahkan dengan ruang keluarga. Salah satu jenis dinding yang paling dikenal adalah dinding bata merah. Jenis lainnya adalah dinding batako, beton blok, gypsum, dan partisi lainnya


Dinding bata merah umumnya dibuat dari bata merah yang rekatkan dengan spesi campuran. Ukuran bata merah adalah:

Bata ukuran besar = 4 x 11 x 20 cm
Bata ukuran kecil = 3 x 7 x 13




Kusen dipasang sebelum dinding diplester

Peralatan listrik sebaiknya dipasang sebelum dinding diplester

Dalam pemasangannya, dinding ini harus dipasang satu per satu batanya dan direkatkan dengan spesi. Pada bagian pojok dinding harus diberi pengaku berupa kolom beton, dengan jarak antara kolom yang biasa dipakai yaitu jarak 3 meter. Pada jaman Belanda, seringkali bangunan tidak memakai kolom, tapi menggunakan susunan bata yang dimensinya lebih besar sehingga mampu menahan beban dan gaya dari dinding batanya.



Untuk pemasangan dinding bata, harga per meternya dihitung berdasarkan satuan material dan pekerja yang dibutuhkan. Misalnya kita harus membuat dinding bata seluas 9 meter persegi, maka kita hitung saja dahulu per meternya, dan kemudian baru dikalikan luas dinding bata tersebut. 

Bahan material untuk dinding bata biasa:

bata merah        70an buah             
Semen              0,352 sak      
pasir                 0,152 m2

Pekerja untuk dinding bata (asumsi borongan kontraktor)

Pekerja            0,35 hari (satu meter2 diselesaikan dalam 0,35 hari)
Tukang batu     0,125 hari
Kepala tukang   0,02 hari
Mandor            0,015 hari



Harga dinding bata lebih mahal daripada dinding batako, dan lebih murah daripada dinding bata hebel. 





Posisi dinding bata diatas pondasi dalam gambar kerja.



Pada pemasangannya, terdapat beberapa macam dinding bata pula, yaitu dinding trasraam dan dinding bata biasa. Dinding trasraam dipakai untuk dinding yang tahan air, yaitu yang bisa menahan air tanah agar tidak naik ke dinding bata, serta menahan air dari ruang yang basah seperti dinding kamar mandi, karena bila dinding lembab, akan tumbuh jamur atau lumut dan catnya bisa cepat terkelupas. Dinding lembab juga tidak baik bagi kesehatan.



Dinding trasraam berbeda dari dinding bata biasa karena perbandingan campuran adukannya. Dinding trasraam memakai perbandingan 1:2, yaitu 1 untuk semen, dan 2 untuk pasir. Ada pula yang memakai perbandingan 1:3. Untuk dinding biasa, campuran semennya 1:4, yaitu 1 untuk semen dan 4 untuk pasirnya.

Gambar: dinding trasraam disekitar KM/WC

Tidak ada komentar: