Kamis, 31 Desember 2009

Perencanaan Bangunan Tahan Gempa

Tak bisa dipungkiri bahwa banyak daerah di Indonesia yang rawan gempa, oleh karenanya ada baiknya bila kita mengetahui sepintas prinsip perencanaan bangunan tahan gempa. Artikel ini disadur dari situs produsen beton ringan Hebel.

Prinsi-prinsip perencanaan bangunan tahan gempa

Selain kita harus selektif dalam memilih bahan bangunan berkualitas dan terpercaya seperti Beton Ringan Aerasi Hebel, urusan pembangunan rumah harus memenuhi beberapa prinsip-prinsip perencanaan tahan gempa sebagai berikut:

Daktilitas (Ductility)
Perencanaan secara detil atas desain struktur rumah, gedung serta semua unsur penahan gempa sesuai dengan pedoman sehingga berperilaku secara daktil atau ulet.

Konfigurasi bentuk bangunan
Baik Konfigurasi secara mendatar (horizontal) maupun keatas (vertical) harus diletakkan sesimetris mungkin terhadap pusat massa dari bangunan tersebut untuk menghindari terjadinya pemusatan gaya gempa pada titik-titik tertentu pada struktur bangunan.

Diafragma dan ikatan lantai
Diperlukan perencanaan yang tepat demi membagi beban-beban tingkat akibat gempa kepada unsur-unsur penahan gempa dalam tingkat itu sebanding dengan kekakuan lateral masing-masing.

Hubungan dinding antar lantai dan atap
Dinding dinding beton dan dinding pasangan harus dijangkarkan kepada semua lantai dan atap yang diperlukan untuk menghasilkan dukungan atau stabilitas horizontal

Hubungan antar pondasi
Pondasi-pondasi harus saling berhubungan dalam dua arah yang pada umumnya saling tegak lurus oleh unsur-unsur penghubung yang direncanakan terhadap gaya aksial tarik dan tekan sebesar 10 % dari beban vertikal maksimum pada pembebanan dengan gempa pada salah satu pondasi yang dihubungkan.

Beton Ringan Aerasi Hebel yang diproduksi dengan teknologi Jerman adalah salah satu solusi untuk mengurangi resiko dari bencana gempa bumi.

Bobot yang ringan
Dalam Perencanaan Bangunan Tahan Gempa dikenal istilah bahwa semakin ringan bobot bangunan, maka gaya gempa yang diterima bangunan akan jauh berkurang. Hal ini terjadi karena besarnya gaya gempa yang diterima suatu bangunan tergantung dari besarnya percepatan gempa dan berat total dari bangunan itu sendiri. Semakin berat suatu bangunan maka semakin besar pula gaya gempa yang akan terjadi pada bangunan tersebut

Kekuatan yang relatif seragam di segala arah
Saat terjadinya gempa bumi, dinding bangunan akan menerima beban vertical, horizontal maupun diagonal. Blok Beton Ringan Aerasi Hebel yang direkatkan dengan perekat tipis seperti Prime Mortar PM – 100 memiliki kekuatan yang relatif seragam di segala arah dibandingkan dengan pasangan dinding batu bata. Hal ini membuat dinding Hebel memiliki ketahanan yang lebih baik pada saat terjadinya gempa bumi.

Ketahanan terhadap kebakaran
Gempa bumi sering kali diikuti oleh terjadinya bahaya kebakaran yang terjadi karena besarnya kemungkinan terjatuhnya kompor, lilin atau lampu penerangan, sambungan arus pendek pada instalasi listrik dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan alternatif bahan ringan lainnya seperti kayu, Beton Ringan Aerasi Hebel memiliki ketahanan terhadap kebakaran yang jauh lebih baik. Di beberapa negara penggunaan Beton Ringan Aerasi Hebel dapat mengurangi biaya polis asuransi kebakaran.

Sejak lama Beton Ringan Aerasi Hebel telah digunakan dalam perencanaan bangunan di daerah yang rawan gempa seperti di Jepang, Turki dan Mexico. Beton Ringan Aerasi Hebel terbukti di banyak negara menjadi salah satu solusi terbaik untuk mengurangi resiko dari bahaya gempa bumi.

Apakah rumah anda sudah memenuhi prinsip bangunan tahan gempa diatas?

Sumber : http://www.citraindahrumahku.com

Tidak ada komentar: